Wednesday, September 21, 2011

News Sticker (On TV)

Keberadaan News Sticker pada televisi memang sebuah kemajuan besar, ketika kita bosan melihat acara yang mungkin kurang menarik tetapi kita wajib untuk melihatnya (misal liat sinetron sama istri, liat berita yang isinya korupsi mulu) kita bisa melihat news sticker yang lumayan bisa update berita yang terjadi di dunia.


Keunggulan News Sticker (Versi Penulis):
  • Dengan berita ringan membuat kita bebas memilih mau baca atau tidak, kalaupun dibaca tetapi tidak penting, kita tidak rugi karena cuman sebentar (sekitar 2-4 detik). beda dengan kita melihat berita full, ketika kita merasa tidak memiliki ketertarikan berita tersebut kita tetap harus melihat berita tersebut dibahas sampai selesai, sekitar 1-2 menit baru kita bisa melihat berita selanjutnya.
  • Berita ringkas, news sticker berisi headline atau pokok pokok penting berita, tanpa mencantumkan detail berita. Jika ternyata ada berita yang menarik perhatian kita dan ingin melihat detail berita tersebut maka kita sudah siap untuk mencari jam tayang berita tersebut pada acara berita full (misal: liputan 6 siang,SCTV; seputar indonesia,RCTI; Redaksi,TransTV dll) yang biasanya kita sudah hafal dengan jam tayang acara-acara tersebut.
Kelemahan News Sticker (Versi Penulis):
  • Validitas Berita yang menurut saya masih perlu ditanyakan, karena kita tidak bisa cek apakah berita tersebut valid atau tidak. misal berita berisi "Wabah Flu Burung sudah menelan korban 900 jiwa". akan muncul pertanyaan data dari mana ini, ini berita update kapan. Bisa saja berita ini data minggu lalu atau bulan lalu, atau bahkan berita yang asal dapet karena dikejar deadline.
  • Demi mengejar News Sticker yang harus satu baris seringkali berita diringkas atau disingkat dengan istilah yang kita tidak ngerti atau jarang dipakai, sehingga pembaca berita sempat bingung bahkan bingung permanen. misal PVMBG, KY, PD, JK dll. Penulis kadang baru tau arti istilah atau singkatan tersebut lain hari. Tetapi hal ini masih bisa dimaklui karena beberapa stasiun TV memang membuat News Sticker harus dalam satu flash/baris(TVOne), mungkin lebih baik jika berita tersebut ditulis dalam 2x1 flash, maksudnya flash kedua adalah penjelasan/semi detail/lanjutan dari flash berita sebelumnya.
  • Penyebutan nama kota tanpa negara, misal "Kecelakaan Bus tewaskan 14 orang di Pretoria". Mari kita anggap berita ini valid dan update, tetapi ada pertanyaan dimanakah letak Pretoria? propinsi mana? apakah kita harus buka google map dulu untuk tahu kota ini dimana yang ternyata ada di afrika selatan.
  • Kurangnya (atau tidak pernah) penggunaan tanda baca seperti koma (,) atau garis datar (-) untuk memperjelas, mengurangi kerancuan pembaca dalam memahami isi berita. seperti yang saya baca hari ini di TVOne, sebuah news sticker berbunyi "Tersangka bom di Solo DPO Bom Cirebon" kenapa tidak ditulis "Tersangka Bom di Solo adalah DPO Bom Cirebon" atau "Tersangka Bom di Solo, merupakan  DPO Bom Cirebon". Kadang sebuah tanda baca sangat berarti.
Marquee VS Static Text News: (Berita dalam Tulisan Berjalan VS Tulisan Diam)
Marquee: 
  • Text berita yang berjalan memiliki keunggulan dalam detail dan kejelasan berita.
  • Penggunaan sebuah icon TV (mis Metro TV, RCTI) untuk memisahkan antar berita dirasa cukup jelas.
  • Penulis berita ditantang untuk memprediksi kecepatan text yang berjalan, sehingga tidak membuat pembaca bingung (jika terlalu cepat) atau males baca/ keburu liat acara utama (jika terlalu lambat).
  • Meskipun tidak terlalu bermasalah dengan panjang text, tetapi sebaiknya pemilihan kata juga tetap diperhatikan, syukur syukur kalo bisa satu baris, jadi baca berita bisa lebih cepat.
  • Dengan tanpa ada batasan panjang text, diharapkan detail berita bisa lebih baik.
Static Text :
  • Dalam penampilan News Sticker secara static (Text Diam) memiliki kelemahan dalam detail dan kejelasan berita.
  • Penulis ditantang untuk pintar dalam memilih kata, singkatan dll yang membuat berita terlalu panjang, karena berita harus tersaji dalam satu baris.
  • Penulis harus pandai dalam memilih singkatan, selain karena tuntutan panjang text, pembaca berita datang dari berbagai kalangan, latar belakang pendidikan, pekerjaan dan hal hal yang digeluti. misal ketika kita menulis DPO, BUMN, kejari, DPRdll, dapat dipastikan banyak orang (belum tentu semua) bisa mengerti akan istilah/singkatan tersebut. Coba kita bandingkan dengan SBY (Presiden kita/Surabaya), PN (Pengadilan Negeri/Pegawai Sipil), tetapi dalam hal ini masih bisa dicocokan dengan context kalimat. Lebih bingung lagi kalau ada istilah yang baru beberapa kali digunakan atau memang baru, misal KY (Komisi Yudisial), PVMBG (bener ga?), terus kementerian kelautan (bahkan saya nda tau apa singkatannya) tentu akan semakin membuat bingung.
  • Dengan batasan jumlah karakter yang ditampilkan memang sangat rawan terhadap kerancuan isi, detail berita, agar bisa mengurangi kebingungan pembaca, jika memang berita yang akan disajikan panjang maka sebaiknya berita disajikan dalam dua kali slide, slide kedua merupakan penjelasan/ lanjutan slide pertama (harus disajikan berurutan).
Masing-masing tampilan memiliki keunggulan dan kekurangan, penulis dituntut untuk pandai-pandai memilih dan memprediksi yang mana pembaca nyaman menggunakannya,
NB: Tiap berita sebaiknya dicek tulisan, cara penulisan bahasa penulisan (jangan menggunakan bahasa gaul/lokal/jakarta) karena sering saya tidak nyaman dengan istilah lokal, kita Indonesia bos, bukan jakarta!
Semoga eh semoga daripada tersinggung baca ini, mending kita ambil hikmahnya aja, ambil positifnya aja.
regard

No comments:

Post a Comment